:into minimalism : less is MORE

Inilah Sekolah Yang Terbaik Untuk Anak Kita

Bulan lalu silaturahim kerumah salah satu teman yang anaknya sekolah home schooling dengan metode islami dengan program hafiz Quran tanpa ada kurikulum dari DikNas. “Terus gimana untuk dapetin lulus SD? ” tanya saya, beliau jawab

“ya jika mau ujian dari DikNas yang langsung ikut less aja selama 3 bulan oleh pihak home schooling dan so far lancar dan dapet ijazahnya”

Dan saya tanyakan gimana anaknya pas sekolah disana? Allhamdullilah anaknya seneng2 aja dan program tahfiz Quran pun lancar tanpa kendala sampai saat ini dan tanpa anaknya merasa tertekan. Saya juga mengnal teman saya ini sebagai yang ahli ibadah Insya Alloh Amin.

Cerita lain saya mengikut seminar parenting di sekolah anak saya SD Al Irysaad Joglo dan sehabis seminar saya secara pribadi menanyakan kepada praktisi parenting Ibu Kokom namanya.

“Bu dari pengalaman ibu, anak yang dari usia dini TK/SD misalnya sudah dititipkan di Pesantren untuk hafiz Quran gimana pendapat Ibu?”

Beliau menjelaskan intinya jika anaknya enjoy dan tak merasa tertekan ya gak ada masalah, beliau juga pernah menjumpai seorang anak umur 4-6 tahun sudah dititipkan oleh orang tuanya di Pesantren namun dia melihat anaknya senang sekali dan enjoy. Jadi ujung2nya asal anaknya senang ya gpp. Menurut saya pola pendidikan di Pesantren dan pola pendidikan ahlak di rumahnya dari kecil yang mendukung anaknya jadi enjoy juga di sekolahnya karena pola pendidikan dirumah dan disekolah untuk agamanya masing2 saling mendukung ini feeling saya.

Cerita lain lagi, saya bertemu anak belasan tahun yang sudah bekerja di dunia entertain dan sekolahnya home schooling namun cadasnya dia sudah merokok layaknya gaya orang yang sudah terbiasa merokok. Melihat background keluarganya ya memang perokok juga dan bergelut di dunia entertain ya silahkan menilai sendiri.

Cerita lain lagi, saya melihat anak yang sekolah di Islam gedung, fasilitas lengkap dengan program hafiz Quran juga namun anak ini antara pendidikan sekolah dan dirumah tidak mendapatkan sinergi yang saling mendukung. Ibarat jika anaknya disekolah langsung ON sesuai peraturan sekolah secara attitude dsb.Namun setelah di rumah langsung OFF peraturan sekolahnya dan ON kembali peraturan dan kebiasaan dirumah.

Ini juga saya sadari dengan anak saya, jadi solusinya saya harus sinergikan semaksimal mungkin pola pendidikan di sekolah anak dan pola pendidikan di rumah atau kebiasaan dirumah.

Kesimpulannya adalah saya ingat pesan ketua yayasan sekolah anak saya, beliau ingin menyampaikan:

” Bapak/Ibu pengen tau sekolah yang paling baik ada dimana?

“Sekolah yang terbaik adalah ada dikeluarga atau dirumah.”

Mau anaknya home schooling,  sekolah digedung bertingkat, fasilitas lengkap, atau di pesantren apapun jenis sekolahnya pastikan pendidikan dirumah, keluarga sudah baik dan orang tua ada kemauan untuk belajar terus menjadi orang tua yang bener. Karena lagi-lagi sekolah untuk jadi orang tua yang bener gak ada dari jaman dahulu kala sampai sekarang.

@papiudet

 

 


See all posts »

Subscribe: rss | twitter | +