Selalu menarik penjelasan dari gurunda Syeikh Fikri Thoriq tentang doa di channel 92 Indovision. Hikmah yang beliau sampaikan adalah sering kali kita mengukur doa kita dari kapabilitas atau kondisi kita pada saat berdoa, baik dari status keuangan, jabatan, atau status sosial dan lain sebagainnya. Dalam berdoa kadang terbesit dihati seperti kata “bisa gak ya?”
Beliau menegaskan tinggalkan pemikiran logika seperti itu saat kita berdoa, ini secara tidak langsung menanggap remeh Allah SWT sebagai sang maha sekenario hidup, sang maha sumber rejeki dan apapun bisa saja terjadi asal kita yakin dan sabar!
Namun setelah berdoa ada satu lagi yang kita harus jalankan yaitu “bergerak” untuk jelasnya beliau menceritakan kisah Maryam dan Pohon Kurma yang tertulis di Al Quran Surah Maryam ayat 25
Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu (QS Maryam: 25)
Dalam surah Maryam ini Allah menceritakan kepada kita sebuah kisah yang menakjubkan. Yaitu kisah Maryam saat ingin melahirkan putranya Isa AS. Dengan kekuasaan Allah seorang wanita yang ingin melahirkan tentunya sangat lemah, Maryam hanya bersandar sebatang kara dipohon kurma mampu menjatuhkan buah kurma basah dari pohonya. Gimana caranya? ya inilah kekuasaan Allah, Maryam hanya diperintahkan Allah melalui malaikat Jibril untuk menggoyangkan pangkal pohon kurma tersebut lalu berjatuhanlah buah kurmanya.
Kalau berfikir logika sebenarnya Allah bisa saja seketika memberikan rejeki dalam hal ini buah kurmanya. Namun disini Allah memerintahkan adanya gerakan sebab akibatnya yaitu hanya diperintahkan menggoyangkan pohonya, diluar geraknya keras atau sekedar gerak.
Kalau diukur dari sisi logika lagi laki-laki seperti Ade Rai goyangin pohon kurma untuk jatuhin buah kurmanya yang batangnya kokoh aja gak mungkin apalagi wanita yang sedang hamil plus mau melahirkan pula..
Inilah gerak bisa dikatakan usaha, bisa juga ikhtiar.
Jangan mikirin logika kondisi kita pada saat berdoa, yang terpenting adalah berdoalah dan bergeraklah begitu kesimpulan pesan dari Syeikh Fikri.
Semoga bermanfaat