Dilema memang ketika orang-orang niat sekali ingin berlibur ke Singapura, ke Korea, jalan-jalan ke Eropa, mereka akan menyiapkan segala sesuatunya denga sempurna. Satu tahun sebelum sudah tiketpun sudah dibeli dan segala itinerary apa saja sudah tercatat rapih.
Namun satu sisi ketika mendengar adzan yang merupakan panggilan mulia untuk ke tempat yang mulia yaitu Masjid, seakan-akan tidak ada rasa ingin datang dengan antusias untuk segera bergegas datang ke Masjid. Tapi syukurlah dengan nikmat iman, Islam kita digerakkan berkumpul untuk melakukan kewajiban kita sholat Jumat berjamaah.
Begitulah prolog khutbah Jumat hari ini 28 September 2018, sesederhana itu tapi sangat jlebb..
Baca juga: Produk kaos muslim dakwah dimanapun kapanpun
Mencoba untuk tidak tidur dan menyimak khutbah hari ini, pesan dari khatib adalah lebih baik kita membaca Al Quran satu lembar saja tapi rutin setiap hari daripada membaca satu juz tapi jarang-jarang buka Al Qurannya, mulailah dari yang kecil, sederhana namun rutin setiap hari. Allah SWT sangat suka orang yang rutin beramal atau beribadah walaupun sedikit.
Seperti dikutip dari hadist
Dari ’Aisyah –radhiyallahu ’anha-, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
”Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.” ’Aisyah pun ketika melakukan suatu amalan selalu berkeinginan keras untuk merutinkannya
Dari ’Aisyah, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai amalan apakah yang paling dicintai oleh Allah. Rasul shallallahu ’alaihi wa sallam menjawab,
أَدْوَمُهُ وَإِنْ قَلَّ
”Amalan yang rutin (kontinu), walaupun sedikit.”
Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan, ”Sesungguhnya seorang hamba hanyalah akan diberi balasan sesuai amalan yang ia lakukan. Barangsiapa meninggalkan suatu amalan -bukan karena udzur syar’i seperti sakit, bersafar, atau dalam keadaan lemah di usia senja-, maka akan terputus darinya pahala dan ganjaran jika ia meninggalkan amalan tersebut.”
Namun perlu diketahui bahwa apabila seseorang meninggalkan amalan sholih yang biasa dia rutinkan karena alasan sakit, sudah tidak mampu lagi melakukannya, dalam keadaan bersafar atau udzur syar’i lainnya, maka dia akan tetap memperoleh ganjarannya. Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
إِذَا مَرِضَ الْعَبْدُ أَوْ سَافَرَ ، كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا
“Jika seseorang sakit atau melakukan safar, maka dia akan dicatat melakukan amalan sebagaimana amalan rutin yang dia lakukan ketika mukim (tidak bepergian) dan dalam keadaan sehat.”
Jadi
Hikmah yang diambil dalam khutbah Jumat ini adalah tingkatkan ibadah kita seperti kita layaknya seseorang melakukan lari marathon yaitu jangan tergesa-gesa, stabil, namun terus bergerak maju sampai akhirnya finish.
Sumber hadist:
Leave a Reply