:into minimalism : less is MORE

Anakku Guruku

Lagi lagi posting mengenai anakku Khosyi, memang anak itu membuat hidup lebih hidup, gak percaya cobain aja punya anak tapi jangan bikin anak doang ya hahahha…

Minggu kemarin dirumah kebetulan ada saudara dari Malaysia dan sodara dari Bogor dateng juga, jadi lalu lintas dan percakapan antar anggota keluarga ramai bin heboh. Istri ngurusin anak ke 2 kami Rakeem yang masih 3 bulan + masak orderan MacaroniMami hari itu untuk dibawa  ke Malaysia, sementara saya coba bantu istri nyalain oven, molesin mobil, dan setelah itu kita juga siap-siapin barang untuk jalan ke rumah kakaku untuk silaturahmi.

Dengan suasana rumah seperti di atas sering kali dapat berdampak pada suasana hati kita menjadi negatif yang ujung2nya berdampak juga kepada sikap perkataan menjadi negatif juga. Pas kemarin suasan hati jadi gak rileks akibat impuls dari suasana rumah yg kurang kondusif hehe..,  saya lihat anak saya yang sedang asik banget fokus dengan maenannya baik itu buku gambar, mewarnain dll.  Khosyi gak pengaruh dan gak ke ganggu dengan situasi rumah yang sedang mess kaya di pasar 🙂 .

Ngeliatin Khosyi asik sendiri maen, batin saya ngomong ” Weeh Khosyi asik sendiri walaupun rumah lagi heboh, kok bisa ya ? ”

Itulah anak kecil pola pikirnya belum terkontaminasi oleh suatu konsep, ajaran2 untuk mengartikan suatu kejadian disekitarnya. Konsep anak kecil cuma bermain atau melakukan sesuatu karena SUKA that’s it . Walaupun disekitarnya banyak kejadian yang dapat mengganggu moodnya tapi nyatanya Khosyi tetep asik dan fokus dengan mainannya.

Dari kejadian inilah saya mengambil pelajaran bahwa yang menentukan “mood” hati saya adalah bukan karena rumah lagi rame, bukan orang2 lagi pada berisik, bukan kejadian2 yang ada di sekitar kita melainkan sayalah yang memegang remote kendali untuk suasan hati saya mau bahagia saat ini atau marah, bete, dll tinggal pilih dan  pencet salah satu tombol remote tersebut 🙂 .

Khosyi and Rakeem is my lovely children but their are my teacher as well 🙂

Salam kebahagiaan.

Udet

 



2 responses to “Anakku Guruku”

  1. Choiri Setyawan says:

    senengnya dah punya anak yang selalu menjadi guru..

    aq menanti kehadiran sang anak nich.. hehe.. 😀

  2. udet says:

    hehe..amieen, semoga lancarrr nanti om segala sesuatunya Anak Ibu lahir selamat dan sehat !!!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Subscribe: rss | twitter | +