Salah satu yang paling such join member di Indonesia Halal Centre bisa join di KulWa (Kuliah Whatsapp) kali ini oleh Pak Rujiyanto pakar branding dan packaging produk, berikut summary yang saya buat, semoga bermanfaat.
Branding dan Packaging Halal Food
Branding sendiri adalah citra dan didalamnya ada bagian yang kecil tapi punya peranan penting dalam industri halal food.
Packagin bukan sekedar pembungkus, packaging adalah bagian dari brand building.
Bagaimana dengan halal food? packaging akan menjadi bagian yang penting ketika kita bicara halal dan thoyib. Halal pasti kita semua sudah sangat paham pengertiannya. Bagaimana dengan packaging yang Halal sekaligus Thoyib.
Selain fungsi utama sebagai pembungkus, packaging harus menjadi bagian yang sangat penting sebagai bagian dari tool2 marketing
Berikut 4 elemen penting dalam branding dan packaging menurut pak Rujiyanto
1.Fungsional
2.Estetis
3.Informatif
4.“The Best Salesman”
Nah apakah brand kita sudah mempunyai dengan 4 kriteris di atas? mari diskusi dengan Pak Rujiyanto
Jika ada yang bingung dengan point 4 “The Best Salesman” maksdunya adalah kemasan harus mampu menjual produk yang ada di dalamnya ketika dia bersaing dipasar. Ketika produk kita di display atau berada di rak jualan bersanding dengan produk2 lain. Kemasan harus mampu menjual produk itu sendiri tanpa bantuan Salesman yang sebenarnya inilah yang dimaksud “The Best Salesman”
Menurut pak Rujiyanto persoalan pengusaha kita adalah mampu membuat produk bagus tapi lemah di branding.
Salah satunya beliau sebutkan kemasan yang fungsional tapi tidak estetis, tidak informatif, dan tidak menjual contohnya kemasan makanan yang hanya menggunakan plastik di sablon tanpa mencatumkan ingredient yang benar itu yang paling banyak.
Apakah keuntungan dan kerugian bagi produk apabila packagingnya terlalu sering di modifikasi/ganti? idealnya berapa lama packaging harus diganti ?.
Packaging adalah bagian dari identity sebuah produk tidak ada standard berapa lama kemasan harus diganti. Tapi harus menyesuaikan dengan kebutuhan branding dan identity.
Lihatlah botol coke dan teh botol sosro, sudah puluhan tahun belum diganti juga karena itu ini berkaitan dengan masalah haki dan identity yang sudah kuat. Jadi ketika brand awareness sudah nancep maka proses itu akan berjalan lama.
Dalam kasus dipasar tradisional banyak kue2 yang kemasannya agak terbuka tapi laku banget karena orang lebih lihat tampak produknya, sementara yang tertutup semu belum tentu.
Ini juga berlaku pada brand bread talk dan banyak lagi. Orang jadi makin percaya ketika customer bisa melihat dengan jelas aktifitas dapur itu bersih, profesional dsb. Demikian juga kemasannya walaupun terbuka tapu fungsi sebagai pembungkus, pelindung ISI tetap menjadi faktor utama. Hanya secara desain dan estetika tetap mengacu pada trend open yang sedang hits saat ini. Salah satunya diwakili dengan membuat window yang bisa untuk mengintip ISI.
Nah apakah penting sebuah produk kemasan menampilkan foto produk yang mewakili produk yang ada dalam kemasan tersebut?
Oke menurut pak Rujiyanto untuk beberapa kasus perlu ada foto produk tapi banyak kasus tidak memerlukan yang penting bagaimana sebuah kemasan bisa different dengan produk lain tapi tetap informatif artinya foto produk menjadi tidak wajib.
Mengenai psikologi warna apakah benar mempengaruhi otak kita sehingga mengirimkan sinyal untuk membeli karena eye cathing saja tidak cukup untuk membuat seseorang membeli?
Yup bener sekali menurut Pak Rujiyanto contohnya logo Mc Donald tanpa ada embel2 apapun bahkan namanyapun orang sudah tau dan rela ngantri.
Tapi ya itu Mc Donald dengan nilai equity brandnya saat ini dibangun gak 1-2 tahun saja loh 🙂
Leave a Reply